Sunday, July 22, 2012

Budaya Menghukum, Budaya Mengancam


RHENALD KASALI

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. *
Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.
Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. *
Saya memintanya memperbaiki kembali,sampai dia menyerah.
Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?”
“Dari Indonesia,” jawab saya. Dia pun tersenyum.*
*Budaya Menghukum *
Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya.
Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.
“Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak-anaknya dididik di sini, “lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement!” Dia pun melanjutkan argumentasinya.
“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya. Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.
Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimangnilai “A”, dari program master hingga doktor. Sementara di Indonesia,saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para pengujiyang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.
Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap.Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.
Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan. Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian. *
Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskanpun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan.
Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana guru-guru diAmerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak disana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel.Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak. Kembali kepengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh didepan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan.
Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.
Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.” Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif. Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.
*Melahirkan Kehebatan *
Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru,sundutan rokok, dan seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas…; Kalau,…; Nanti,…;dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor disekolah.
Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya,dapat tumbuh.
Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.*
Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.
Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti.(*) *

RHENALD KASALI Ketua Program MM UI
source : Milist Manager-Indonesia@yahoogroups.com

Friday, July 6, 2012



Portfolio of Investments means simply a group of stock that you hold.It is a generally accepted principle that a portfolio is designed according to the investor's risk tolerance, time frame and investment objectives.
To my belief,one should start thinking to create his own portfolio once he start earning.
Before building a portfolio,following points should be taken into consideration:


 Financial Needs and Goals
A very essential criteria.Sit in your room and think what do you want from life or what is your future goals.Calculate your assets and liabilities.Check your lifestyle and see what amount would be required to continue the same after retirement.Have you saved enough for your child's education,for any of your future dreams.Now for achieving your financial goals you will definitely look out for building an efficient portfolio.

Time Frame:
This is an important criteria before creating an effective portfolio.An investor should always consider his time frame for which he can make investments.A young aged investor can always go for long term as his liability will be lesser as compared to middle aged investor.
The middle aged investor should try making portfolio such as to continue his ongoing lifestyle post retirement.The length of time and your age are major factors in stock selection. In general, the younger you are the higher risk you can assume. The longer you have to pick stocks the more fundamental factors will come into play.

Risk:
Again risk factor plays an important role in building an effective portfolio.A young person will always assume to take higher risk and can make experiments with his portfolio.Whereas middle aged and old investors will take every step carefully as their risk taking capacity would be less.

Return:
What return are you expecting from your investments decide how you create a portfolio.This depends on the goal you have decided for your future whether it is buying a house,your child's higher education,daughter's marriage or retirement planning.

Now when you have decided your financial goals,time frame in which you want that goals to be achieved,risk you can bear and return you expect,you can look out for different options available in market where you can invest.You can always take help of financial Advisor who will help you in building your investment portfolio.

Some Common rule to create a portfolio.

A portfolio should always be divesrsified i.e you should invest in shares,bonds,keep some money as Fixed Deposit etc,so as to minimize loss.

You should always try to minimize the cost of your portfolio.

Regular investment should me maintained.

Portfolio restructuring-one should always keep check on its portfolio time to time.If you feel that certain asset are non performing,try to exit soon and look for other alternatives.

What I believe is that a portfolio should contain all assts available in market so that you can diversify your risk.To the investors of all age I would suggest that they should invest major portion in stock amrket and should start buying some good shares.They should also try investing in mid cap and small cap shares as in long term,they will tend to give higher returns.
It is also seen that in Long term,stock market have given better returns than from any other investment avenues.
They should also start investing in commodity market(should open a NSEL account)and should start buying gold and silver in small quantities.
Also one should start investing in mutual funds through SIP Route regularly.This contributes to good savings and higher returns in long term prospective.
Besides all this,one should put their money into fixed deposit,invest in life insurance,bonds etc.

The percentage of investment however depends on age of investor and risk bearing capacity.




Lets also go through an overview of returns given by different investment sector:

Average return given by
Stock market till now have been 20% CAGR
Mutual Funds(SIP)-15-17% CAGR
Bonds-8-9% annually
FD-6-7% annually
Saving Account-6-8% annually

One thing more,never forget after creating your portfolio.You should keep a regular check on it and try rebalancing it as per market situations.But that does not mean that if market goes down,you sell a part of your portfolio,because it is always meant to be long term and during long term,stock always recover and generate good returns.Also the asset allocation should be such that it beats inflation,because if inflation rate will be higher than returns of portfolio,you will ultimately be in loss.

I hope this article would be fruitful to you and you will get into structuring of portfolio.Remember their is no good time to Invest in Market.

Thursday, July 5, 2012

Pentingnya Networking dan Tips Memperluas Networking


Pentingnya Networking dan Tips Memperluas Networking


Berikut ini adalah Posting Kultwit, sharing pengetahuan di timeline twitter  Oleh ibu Trialiati Gunamertha @litamucharom pada tanggal 19 Oktober 2011 mengenai Networking :
Hi tweeps, sebentar lagi kita ikuti kultwit mengenai “Networking” yaaa
  1. Networking atau jaringan kerja dan pertemanan itu sangat2 penting dalam membantu meningkatkan usaha atau karir kita
  2. Dengan networking yang luas, setiap info yang kita butuhkan dapat dengan segera kita peroleh lho. Kl google kan database terbatas.
  3. Susun data networking anda dengan rapih dan terstruktur sehingga ketika kt perlu bantuan akan mudah kita mencari orang yg tepat dalam membantu.
  4. Contoh nih, sekretaris saya mengelola database kartu nama saya dengan mengurutkan berdasarkan nama perusahaan.
  5. Karena untuk orang yang tidak begitu saya kenal, saya justru ingat perusahaannya apalagi kartu namanya ada ribuan.
  6. Dan saya ketemu mereka dalam puluhan event yang belum tentu saya ingat detailnya.
  7. Sementara untuk yang lebih akrab, maka akan saya simpan databasenya juga di HP dan di komputer.
  8. Kenalan donk dengan orang baru dimana aja kapan saja gak perlu gengsi deh untuk menegur duluan.
  9. Tukaran kartu nama atau contact supaya hubungan bisa berlanjut. Buat yang belum punya kartu nama, buat kartu nama kan tidak mahal.
  10. Banyak ibu rumah tangga bahkan anak SD sekalipun yang sudah memiliki kartu nama karena berfungsi juga sebagai personal branding.
  11. Kartu nama kan gak harus ada nama dan alamat kantor. Yang penting dalam kartu nama ada hal-hal penting seperti (jenis usaha dan jasa /produk kita).
  12. Karena tidak semua orang yang baru kenal kita bisa mengingat kita juga, harus ada sesuatu (clue) yang bisa jadi eye catching (perhatian).
  13. Gunakan teman-teman di social media seperti facebook, twitter, linkedin, dll untuk cari info-info dalam situasi genting. Hal ini pernah saya lakukan loh.
  14. Dengan jumlah koneksi hampir 3000 di facebook, saya pernah mencari info sewa mobil di solo yang murah tapi professional
  15. Alhamdulillah, dapat deh dalam waktu kurang dari 3 jam. Waktu yang sangat singkat bukan?
  16. Pernah juga saya cari info mengenai sewa kantor dan sewa mobil untuk proyek baru di jambi dan deadlinenya sudah sangat mepet.
  17. Alhamdulillah, begitu info disebar via FB eh ada aja yang bantu. Semua beres dalam waktu singkat.
  18. Tidak terhitung banyaknya saya dapatkan order (tanpa meminta) dari rekomendasi teman-teman lama.
  19. Pernah juga kami dapat tawaran kerjasama dari kenalan baru di korea. Padahal awalnya hanya tukaran kartu nama di atas kereta subway.
  20. Bahkan teman yang sudah tidak bertemu 15 tahun sekalipun, then, we realize that’s how the networking is working.
  21. Ketika kami dapat proyek pertama kali di sorong, kami sangat kuatir karena buta akan seluk beluk berbisnis di daerah apalagi di papua.
  22. Alhamdulillah, seorang teman lama yg sudah jadi direktur perusahaan multinasional, memerintahkan staffnya untuk menemani kami selama di sorong.
  23. Dari staff itu kami banyak belajar dan bahkan dikenalkan dengan banyak pihak serta kami jadi akrab dan mengenal keluarganya lebih jauh.
  24. Ketika kami harus mencari kandidat sebagai wakil kami di daerah, biasanya kami akan mencari putra daerah sebagai prioritas.
  25. Alhamdulillah, ya kok ada juga bekas rekan kerja saya di Kantor lama yang bersedia menemani kami keliling sorong dan mencari beberapa kandidat.
  26. Dalam waktu sehari, dihadirkanlah 3 kandidat yang cukup potensial di hotel tempat kami menginap. See. . . Networking is so helpful tool.
  27. Ketika kami harus menemukan kandidat development geologist untuk tender migas yang sangat sulit karena posisi ini kategorinya adalah High Flyers.
  28. Alhamdulillah hanya kami vendor yang mampu menghadirkan puluhan kandidat untuk klien kami.
  29. bahkan kandidat dari luar negeri pun dapat kami temukan berkat referensi dari teman-teman dan kenalan.
  30. Ketika kami kesulitan proses visa kilat untuk seorang expat yang sedang berada di Bangkok dan harus segera masuk jakarta karena sangat dibutuhkan di rig.
  31. Alhamdulillah (again??) kami berhasil kontak beberapa kenalan di kedutaan swiss & amerika yg mengenalkan kami dengan staff kedutaan bangkok.
  32. Tanpa pelicin sekalipun, maka petugas KBRI bangkok berusaha memahami & membantu kami untuk memberikan pelayanan 1 hari kerja.
  33. Bayangkan saja ketika itu kedutaan bangkok kemudian libur 4 hari berturut2 yg membuat kami sakit perut.
  34. Intinya memiliki banyak kenalan dimana-mana itu sangat membantu kelancaran usaha kita Bahkan hidup kita jadi lebih ringan lho Tralalala trililili.
  35. Resepnya yang paling manjur adalah proaktif dalam menjalin hubungan, jangan memaksa untuk memanfaatkan hubungan.
  36. Apalagi hubungan yang tidak saling menguntungkan dan peliharalah hubungan dengan selalu membalas budi baiknya.
  37. Sebaliknya, dengan sering membantu orang lain agar sukses tanpa pamrih akan berbalik ke kita suatu hari nanti mungkin bukan dari dia tapi dari pihak lain.
  38. Ada etika tertentu kalau kita baru kenal, seperti pantang menanyakan umur, agama, status nikah, dan lain sebagainya terutama orang bule tuh gak suka. . ..
  39. Untuk memulai pembicaraan kita bisa mengobrol mengenai cuaca, hobby, budaya (tapi hindari SARA, dll lah pokoke yang netral2 aja ya.
  40. jika ketemu kenalan baru baik orang lokal atau orang asing, jangan segan menegur duluan dengan ramah : daimana pak/bu? Hi, how do you do?

Mengenai Penulis :
Trialiati Gunamertha @litamucharom
Assist SME (UKM) to implement proper Human Capital Management; Follow my #SDMquiz & FREE #SDM4UKM sharing; APEA 2011 Award; API 2012 Award. http://www.eslaras.com


SEARCH / PENCARIAN